Pembacaan Alkitab: 2 Raja-raja 5:1-14

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,

Kisah tentang Naaman, mungkin sudah sering atau pernah kita dengar. Namun saya ingin mengajak kita semua untuk melihat kembali proses bagaimana cara Allah menolong dan menyembuhkan Naaman. Siapakah Naaman itu? Memang perikop kita, tidak memberi banyak informasi tentang Naaman. Kita ingin tahu siapa Naaman, tokoh dalam perikop ini?

Selanjutnya, ia tidak saja dikatakan, disayang oleh rajanya tetapi juga disebut sebagai seorang pahlawan tentara. Artinya, Naaman adalah seorang yang sangat berjasa bagi bangsanya. Seseorang yang diberi gelar pahlawan, tentu orang ini bukan orang sembarangan tetapi orang yang telah berjasa bagi bangsanya. Naaman adalah seorang Aram. Bangsa Aram dikenal juga sebagai bangsa Siria.

Dalam sejarah orang Israel, bangsa Aram atau Siria ini bukan saja dianggap bangsa asing tetapi mereka juga adalah musuh dari bangsa Israel. Oleh sebab itu, dalam Alkitab, diceritakan bahwa berkali-kali bangsa Aram atau Siria terlibat perang dengan bangsa Israel. Namun yang menarik ketika dikatakan dalam ayat 1, “sebab oleh dia, Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram”. Aneh bukan. Mengapa Allah justru menolong dan memberi kemenangan kepada musuh bangsa Israel?

Sdr-sdr, Ketika Allah Israel memberikan kemenangan militer bagi bangsa asing, sebenarnya Allah melakukan hal ini untuk menghukum bangsa Israel karena mereka tidak setia kepada-Nya. Dalam sejarah Israel, memang Allah sering menggunakan orang asing untuk dapat mengalahkan Israel karena ketidak-setiaan Israel kepada Allah dari bapa moyang mereka

Informasi selanjutnya yang kita tahu tentang Naaman adalah ia menderita sakit kusta. Apa itu penyakit kusta? Penyakit kusta adalah sebutan untuk berbagai penyakit kulit. Penyakit ini juga kita kenal sekarang sebagai lepra dengan pemborokannya dan kelumpuhannya, tetapi tidaklah sama dengan penyakit kusta dalam Alkitab.

Orang-orang kusta dalam Alkitab disiksa oleh bintil-bintil kehijau-hijauan atau kemerah-merahan (Imamat 13:49). Penyakit ini dinyatakan menular, maka orang yang berpenyakit kusta ini dikucilkan dari masyarakat. Orang yang menderita kusta itu dalam sakit maupun penyembuhannya harus ditentukan oleh seorang imam. Dan orang yang sudah ditentukan menderita kusta lalu dinyatakan najis dan harus dibuang dari tengah masyarakat orang-orang sehat.

Penderita kusta yang belum sembuh dinyatakan najis oleh imam, pakaiannya harus dirobek, rambut kepalanya harus dibiarkan tidak terurus, ia harus menutupi kumis atau bagian atas bibir, dan harus berseru, "Najis, najis!" Ia harus tinggal terasing di luar perkemahan. Tindakan ini diambil agar penderita kusta tidak mencemari orang-orang yang di tengah-tengahnya Allah berkemah (Bilangan 5:1-4).

Jadi Naaman, tokoh dalam perikop kita ini walaupun ia adalah orang terpandang dan mempunyai posisi yang tinggi, ternyata ia sakit kusta. Tetapi pertanyaannya, mengapa Naaman yang sakit kusta koq bisa mempunyai posisi atau jabatan yang tinggi dan terpandang? Ia seorang asing, bukan orang Israel. Menurut tradisi orang Aram, dimungkinkan seseorang yang menderita penyakit kusta, tetap dapat menduduki posisi yang tinggi dan tidak dikucilkan dalam masyarakat.

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,

Sebagai orang terpandang dan memiliki jabatan yang tinggi, tentu Naaman ingin agar penyakitnya sembuh. Nah, apa yang dilakukan oleh Naaman agar ia dapat disembuhkan dari penyakit kusta yang dideritanya?

  1. Naaman memakai koneksi. Karena Naaman sangat dekat dan disayang oleh raja Aram, maka tentu raja Aram berusaha untuk menolong Panglima Militernya. Oleh sebab itu, ia mengirim surat ke raja Israel. Tentu dengan adanya surat “Katebelece” yakni surat pengantar dari raja Aram kepada raja Israel, Naaman dapat ditolong dan diberi kemudahan untuk kesembuhan penyakitnya. (ayat 6)
  2. Naaman berusaha membeli kesembuhannya. Kalau kita membaca ayat 5. Selain membawa surat “katebelece” untuk raja Israel, dikatakan Naaman juga membawa persembahan upeti untuk kesembuhan penyakitnya. Ia berpikir bahwa kesembuhan penyakitnya dapat dibeli. Coba perhatikan apa saja yang dibawa sebagai persembahan: 10 talenta perak (mungkin sekitar 340 kg); enam ribu syikal emas (mungkin sekitar 68 kg) ditambah 10 set pakaian-kerajaan. Persembahan ini adalah bentuk pemberian hadiah yang sangat banyak untuk harga sebuah penyembuhan.

Sdr-sdr, itulah usaha yang dilakukan Naaman untuk menyembuhkan penyakitnya. Apakah berhasil? Ternyata memakai koneksi dengan membawa surat “katebelece” raja Aram dan persembahan upeti yang besar nilainya, tidak dapat menyembuhkan penyakit Naaman. Jabatan tinggi, kekuasaan dan kekayaan ternyata tidak dapat menolong untuk menyembuhkan penyakit. Selama masa pandemi, kita semua menyaksikan bahwa jabatan tinggi dan harta kekayaan, juga tidak dapat diandalkan untuk menolong kita terhindar dari virus Covid 19. Semua orang, siapa pun bisa terkena virus Covid 19 dan variannya.

Lalu dengan cara apa Naaman disembuhkan? Ternyata bukan melalui kesembuhan langsung tetapi melalui sebuah proses. Karena Yoram, raja Israel pada waktu itu, melihat surat raja Aram dan pemberian hadiah yang begitu mahal sebagai provokasi perang. Raja Israel tahu bahwa hanya Allah yang bisa menyembuhkan kusta dan tidak ada sejumlah emas-perak yang dapat membelinya.

Itulah mengapa raja Israel sampai mengoyakkan bajunya. Dia merasa bahwa raja Aram sedang mempermainkan dia karena menyuruh dia menyembuhkan penyakit kusta Naaman. Tentu saja ini hal yang aneh bagi Yoram, raja Israel kala itu. Maka dia menganggap bahwa raja Aram ingin memulai perang kembali dengan Israel.

Kemudian Elisa yang telah mendengar hal ini meminta agar raja Yoram, mengutus Naaman ke tempatnya. Maka Naaman beserta dengan rombongan besar pegawainya dan harta emas perak yang sangat banyak berjalan ke rumah Elisa. Elisa adalah murid nabi Eli. Kali ini ia melihat kesempatan untuk memberitakan kebesaran Allah Israel; untuk menunjukkan bahwa Allah Israel dapat memiliki belas kasihan bahkan pada musuh-musuh Israel.

Tetapi karena Naaman adalah penderita kusta, maka sang nabi tidak keluar untuk bertemu dengannya secara pribadi. Kita tahu bahwa orang yang berpenyakit kusta adalah "najis" menurut hukum Taurat. Maka, meski Naaman adalah seorang yang berpangkat tinggi, ia tidak dapat masuk ke rumah Elisa, sebab dia tidak tahir, dan bahkan Elisa sendiri tidak menemuinya.

Nabi Elisa hanya mengirim hambanya Gehazi untuk menyampaikan pesannya, bahwa Naaman harus membenamkan dirinya sebanyak tujuh kali di sungai Yordan.

Naaman tidak berkenan dengan suruhan dari Nabi Elisa untuk turun, membenamkan diri ke Sungai Yordan sebanyak 7 kali. Bahkan ia menjadi marah. Tentu kita bisa mengerti reaksi dari Naaman.

Bayangkan, dari sudut pandang Naaman, sebagai seorang Panglima Militer yang sangat terpandang bukankah seharusnya ia layak menerima penghormatan dan disambut langsung oleh nabi Elisa. Ternyata yang menyambutnya adalah seorang suruhan yakni pembantu nabi Elisa. Bahkan kemudian sang pembantu ini menyuruh Naaman pergi mandi di sungai Yordan

Apa reaksi Naaman? Ternyata apa yang diminta oleh nabi Elisa untuk kesembuhannya, sangat berbeda dari harapan atau apa yang ia pikirkan. Ia menyangka bahwa nabi Elisa akan datang sendiri menemuinya dan dengan memanggil nama Tuhan, nabi Elisa akan menopangkan tangan atas penyakitnya sehingga mujizat terjadi dan ia disembuhkan. Ternyata Allah mempunyai cara lain untuk menyembuhan Naaman.

Pembenaman diri ke Sungai Yordan sebanyak 7 kali diperintahkan Elisa kepada Naaman, menurut Naaman bukan sekedar pembenaman biasa. Tetapi ia melihatnya hal ini sebagai suatu "ritual ibadah." Dan jika ia melakukan hal ini, maka ia melakukan pengkianatan kepada agama/ ibadah-nya sendiri yang diwarisinya dari nenek-moyangnya. Naaman datang ke Israel adalah hendak "membeli kesembuhan", dan bukan untuk menyerap cara ibadah orang Israel, sebab dia telah mempunyai "Tuhan"-nya sendiri.

Jadi, penolakan untuk mandi dengan cara membenamkan diri di Sungai Yordan bukan didasarkan karena mungkin sungai itu kotor, atau karena di Aram-pun ada banyak sungai yang mungkin jauh lebih baik, lebih jernih airnya. Tetapi "ritual-ibadah" itulah yang ditolaknya, ia tidak mau terkesan berganti keimanan dengan menyembah Allah-nya orang-orang Israel.

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus.

Ketika Naaman merasa tersinggung dan marah. Dikatakan dalam ayat 12, “Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati” Naaman tidak mau mengikuti permintaan nabi Elisa. Dalam situasi seperti ini, para hamba Naaman mencoba meyakinkan tuan mereka, bahwa apa yang diminta oleh nabi Elisa bukanlah hal yang sulit dan mustahil untuk dilakukan. Mereka mengatakan: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir" (ay. 13).

Kita dapat belajar di sini bahwa untuk memohon kesembuhan dari Allah Israel, hal yang pertama yang harus dilakukan adalah bersikap merendahkan diri dan taat. Kesembuhan dari Allah Israel tidak dapat dibeli dengan uang, tetapi suatu karunia, yang dapat diterima manusia dengan ketaatan iman/ percaya bahwa Allah adalah Sang Penyembuh. Dan kemudian ketika Naaman merelakan dirinya membenamkan diri ke Sungai Yordan seperti yang diminta oleh Nabi Allah itu: Naaman mengalami kesembuhan.

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,

Dibalik kisah penyembuhan Naaman ini, sebenarnya ada peran penting dari seorang yang dipakai Tuhan. Karena tanpa perannya Naaman tidak akan tahu mengenai anabi Elisa dan mengalami kesembuhan. Siapakah orang itu? Orang itu disebut dalam ayat 2. Ia adalah seorang anak perempuan tawanan dari Israel.

Profil anak perempuan ini, sangat berbeda dengan profil Naaman. Ia adalah seorang anak perempuan, tanpa nama dan juga seorang tawanan. Namun orang yang sangat sederhana dan tidak terpandang ini, ternyata dapat menunjukkan kesaksian imannya yang luar biasa. Walaupun ia hanya seorang anak perempuan tawanan dan pelayan dari isteri Naaman, tetapi ia tidak memikirkan keberadaan dirinya, melainkan kepentingan tuannya.

Ketika anak perempuan tawanan ini tahu bahwa tuannya sedang sakit dan membutuhkan pertolongan. Ia memiliki hati yang peduli untuk menolong tuannya. Ia langsung berkata kepada nyonyanya dan memperkenalkan nabi Tuhannya yang dapat menyembuhkan penyakit tuannya. Ia langsung memperkenalkan kepada sesorang yang dapat memulihkan dan memberi harapan. Apakah kita sebagai orang percaya pernah memperkenalkan dan menyaksikan Tuhan kita yang dapat memulihkan dan memberi harapan bagi dunia ini?

Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,

Hari minggu ini, adalah hari minggu pertama setelah hari Pentakosta. Hari minggu ini disebut sebagai hari minggu Trinitas, hari minggu penutup rangkaian hari-hari raya besar gerejawi. Pada hari Minggu Trinitas ini, jemaat Tuhan diajak untuk menegaskan kembali pada ajaran pokok dasar iman kristiani mengenai kehadiran Allah Tri-Tunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam kehidupan umat. Ditengah tantangan hidup yang tidak mudah ini dan dalam situasi apapun, hendaknya jemaat Tuhan tetap berfokus dan bersandar hanya kepada Allah Tri-Tunggal yang memberi harapan dan dapat memulihkan keadaan dunia ini. Tuhan memberkati kita semua.

AMIN.